Alhamdulillah, akhirnya saya dan Jude jadi liburan ke kampung halaman. Kami sangat merindukan Emak(nenek). Ini adalah liburan kami yang pertama menempuh perjalanan panjang bersama si Violet. Perjalanan dari Bandung dimulai sekitar jam 03.35, sengaja pagi-pagi karena ingin menghabiskan liburan di Desa agar lebih lama :D
Selama perjalanan, saya menikmatinya. Terlebih ketika ada pemandangan menarik. Dengan perbekalan kamera saku, sesekali saya berhenti dan mengabadikannya. Meskipun Jude sedikit mengeluh "Tuuh kan, aku ga suka kalau berhenti terus, berhenti terus kapan sampanya?". Dan saya hanya tertawa renyah, haha..
Singkat cerita, kami telah melewati perjalanan Bandung-Sumedang-Majalengka-Mandirancan-Kungingan. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah Yang Maha Ulung. Saya sangat bersyukur bisa sampai dengan lancar dan selamat. Hahaha, dibelakangku Jude malah menyanyi. Nyanyi bahagia sampai dengan selamat. Eh, tapi ini baru sampai Kuningan. Simpay Jaya masih lama :P

Wilujeng Sumping di Kuningan. Ini adalah Gunung kebanggan Kuningan. Dari sini ke Desa saya masih memerlukan waktu satu jam. Tapi jagan khawatir tidak akan menyesal, soalnya di sepanjang jalan ada pemandangan yang sangat eksotis. Beuuh...

Penampilan Jude sudah disiapkan matang-matang selama perjalanan. Jude sangat senang bisa sampai di Kuningan. Untuknya saya abadikan perjalanan ini. Senyum Juuuuuuud :). Tidak jauh dari pemandangan ini kita akan menemukan Bokor Kuningan. Bokor ini salah satu Icon Kuningan. Bokor ini sangat melegenda, dan menjadi cikal bakal lahirnya kota Kuningan. Sejarahnya nanti saja ya di bahasnya. Hehe.., mari lanjutkan perjalanan kita ke arah kiri menuju Luragung...

Pesawahan Luragung. Memang sedang musim menanam padi disana. Saya dan Jude SMP di daerah Luragung. Dari Luragung saya lanjutkan perjalanan menuju Cleuya(Leuwi Kuda). Aaaah tak sabar ke Desaaaa. Semangat!

Jalan Leuwi Kuda. Ada beberapa bukit yang akan kita lewati. Di balik bukit itu ada Jalan Duwet namanya. Biasanya banyak warga desa yang sedang bertani. Mari tengok..

Ibu-ibu ini dari kebun, mereka hanya bertiga. Sebagian warga disana masih menggunakan bahan bakar dari kayu bakar. Semoga mereka selalu sehat dan bahagia, juga kita kawan. Amin

Jalan utama Desa Simpay Jaya. Disebelah kanan anak-anak itu adalah pemakaman umum. Sedangkan di sebelah kirinya adalah pesawahan dan bangunan Sekolah Dasar saya dan Jude 10 tahun silam. Wooow, semangat bentar lagi sampai Rumah Nenek :D

Mesjid Baiturrahim. Mesjid satu-satunya di Desa Simpay Jaya. O, saya masih ingat waktu saya kelas dua SD saya sering diajak Shalat Subuh berjemaah sama Emak. Saat itu belum ada listrik masih menggunakan obor. Emaaaaaak aku pulaaang...

Subhanallah, segala puji hanya milik Allah Yang Maha Mempertemukan. Emak yang mengajariku agama, Emak yang mengasuhku dari sejak umur 1 tahun. O, semoga Emak selalu ada dalam kebahagiaan, sehat dan sentosa. Amin :)

Keesokan harinya saya Photowalk ke Pesawahan. O, kini saya bisa menikmati nuansa pagi di pesawahan. Pesawahan ini yang biasa dijadikan mata pencaharian warga desa, termasuk mendiang Kakek. Namanya Sawah Wetan, karena letaknya di sebelah timur Desa. Dan lihatlah, bukit itu bernama Bukit Rimpak. Saya pernah mengambil kayu bakar disana bersama mendiang Kakek. Sangat menyenangkan.. :)

Papatong, atau biasa disebut Capung. Saya dan hewan ini memiliki kisah menarik sekaligus tragis. Waktu saya kecil dan sering main kesawah, saya sering menangkap Capung. Saya kumpulkan agak banyak, lepas itu saya adukan satu persatu. Sampai capung-capung itu mati, dan hati saya puas! Benar-benar jahat saya. :))

Saujana berbisik, "Andainya dapatku menulis nota-nota cinta buat diri-Nya. Ingin ku titipkan bersama semua kuntuman bunga yang indah berseri. Ku sembur haruman mewangi bersama kata-kata puji. Sedang Dia tahu kasih dan cintanya aku menjalin ikatan menuju ke Syurga". O, semoga Tuhan menyempurnakan baktiku, amin. Sekarang saya tidak kecewa kalau hujan turun karena dengan begitu saya bisa berekspresi, memotret alam sekitar :D

Ini Nasi Goreng buatan Emak, sangat berbeda kalau Emak yang memasak. Yah, semua cucu-cucu Emak pasti memuji masakannya. "Waaaw enak Mak nasi gorengnya" :)
Inilah perjalanan saya dengan Jude ke kampung halaman. Desa Simpay Jaya. Desa kelahiranku, desa kelahiran Jude. Desa yang menyimpan kilas balik kehidupan saya dengan segudang kenangan. Desa ini telah menyihirku untuk menyapanya dan menikmati jamuannya. Mengirup udara perkampungan. Berjumpa deagan Emak. Liburan kali ini sangat-sangat-sangat mengesankan!
Salam hangat dari kami,
Qefy dan Jude
Selama perjalanan, saya menikmatinya. Terlebih ketika ada pemandangan menarik. Dengan perbekalan kamera saku, sesekali saya berhenti dan mengabadikannya. Meskipun Jude sedikit mengeluh "Tuuh kan, aku ga suka kalau berhenti terus, berhenti terus kapan sampanya?". Dan saya hanya tertawa renyah, haha..
Singkat cerita, kami telah melewati perjalanan Bandung-Sumedang-Majalengka-Mandirancan-Kungingan. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah Yang Maha Ulung. Saya sangat bersyukur bisa sampai dengan lancar dan selamat. Hahaha, dibelakangku Jude malah menyanyi. Nyanyi bahagia sampai dengan selamat. Eh, tapi ini baru sampai Kuningan. Simpay Jaya masih lama :P
Wilujeng Sumping di Kuningan. Ini adalah Gunung kebanggan Kuningan. Dari sini ke Desa saya masih memerlukan waktu satu jam. Tapi jagan khawatir tidak akan menyesal, soalnya di sepanjang jalan ada pemandangan yang sangat eksotis. Beuuh...
Penampilan Jude sudah disiapkan matang-matang selama perjalanan. Jude sangat senang bisa sampai di Kuningan. Untuknya saya abadikan perjalanan ini. Senyum Juuuuuuud :). Tidak jauh dari pemandangan ini kita akan menemukan Bokor Kuningan. Bokor ini salah satu Icon Kuningan. Bokor ini sangat melegenda, dan menjadi cikal bakal lahirnya kota Kuningan. Sejarahnya nanti saja ya di bahasnya. Hehe.., mari lanjutkan perjalanan kita ke arah kiri menuju Luragung...
Pesawahan Luragung. Memang sedang musim menanam padi disana. Saya dan Jude SMP di daerah Luragung. Dari Luragung saya lanjutkan perjalanan menuju Cleuya(Leuwi Kuda). Aaaah tak sabar ke Desaaaa. Semangat!
Jalan Leuwi Kuda. Ada beberapa bukit yang akan kita lewati. Di balik bukit itu ada Jalan Duwet namanya. Biasanya banyak warga desa yang sedang bertani. Mari tengok..
Ibu-ibu ini dari kebun, mereka hanya bertiga. Sebagian warga disana masih menggunakan bahan bakar dari kayu bakar. Semoga mereka selalu sehat dan bahagia, juga kita kawan. Amin
Jalan utama Desa Simpay Jaya. Disebelah kanan anak-anak itu adalah pemakaman umum. Sedangkan di sebelah kirinya adalah pesawahan dan bangunan Sekolah Dasar saya dan Jude 10 tahun silam. Wooow, semangat bentar lagi sampai Rumah Nenek :D
Mesjid Baiturrahim. Mesjid satu-satunya di Desa Simpay Jaya. O, saya masih ingat waktu saya kelas dua SD saya sering diajak Shalat Subuh berjemaah sama Emak. Saat itu belum ada listrik masih menggunakan obor. Emaaaaaak aku pulaaang...
Subhanallah, segala puji hanya milik Allah Yang Maha Mempertemukan. Emak yang mengajariku agama, Emak yang mengasuhku dari sejak umur 1 tahun. O, semoga Emak selalu ada dalam kebahagiaan, sehat dan sentosa. Amin :)
Keesokan harinya saya Photowalk ke Pesawahan. O, kini saya bisa menikmati nuansa pagi di pesawahan. Pesawahan ini yang biasa dijadikan mata pencaharian warga desa, termasuk mendiang Kakek. Namanya Sawah Wetan, karena letaknya di sebelah timur Desa. Dan lihatlah, bukit itu bernama Bukit Rimpak. Saya pernah mengambil kayu bakar disana bersama mendiang Kakek. Sangat menyenangkan.. :)
Papatong, atau biasa disebut Capung. Saya dan hewan ini memiliki kisah menarik sekaligus tragis. Waktu saya kecil dan sering main kesawah, saya sering menangkap Capung. Saya kumpulkan agak banyak, lepas itu saya adukan satu persatu. Sampai capung-capung itu mati, dan hati saya puas! Benar-benar jahat saya. :))
Saujana berbisik, "Andainya dapatku menulis nota-nota cinta buat diri-Nya. Ingin ku titipkan bersama semua kuntuman bunga yang indah berseri. Ku sembur haruman mewangi bersama kata-kata puji. Sedang Dia tahu kasih dan cintanya aku menjalin ikatan menuju ke Syurga". O, semoga Tuhan menyempurnakan baktiku, amin. Sekarang saya tidak kecewa kalau hujan turun karena dengan begitu saya bisa berekspresi, memotret alam sekitar :D
Ini Nasi Goreng buatan Emak, sangat berbeda kalau Emak yang memasak. Yah, semua cucu-cucu Emak pasti memuji masakannya. "Waaaw enak Mak nasi gorengnya" :)
Inilah perjalanan saya dengan Jude ke kampung halaman. Desa Simpay Jaya. Desa kelahiranku, desa kelahiran Jude. Desa yang menyimpan kilas balik kehidupan saya dengan segudang kenangan. Desa ini telah menyihirku untuk menyapanya dan menikmati jamuannya. Mengirup udara perkampungan. Berjumpa deagan Emak. Liburan kali ini sangat-sangat-sangat mengesankan!
Salam hangat dari kami,
Qefy dan Jude