Kicau Malam Sambil Nyetrika #edisiantagonis

Tepat ketika matahari berpijar di tengah petala langit. Pondok Pena seperti di sepuh oleh aroma bau Neraka! Aku tergantung tanpa ampun di bawah terik panas yang menggila. Dalam kondisi seperti ini penduduk Pondok Pena lebih memilih berlindung di balik rumah dengan pintu yang tertutup rapat. Sampai matahari tenggelam, aku dipaksa merasakan detik-detik kondisi yang teramat naas!

"Ringkus dia!!!"
Teriakan biadab itu mengejutkanku kembali. Simata sipit itu mendekatiku, wajahnya terpasang bengis memuakkan. Ia menarikku dari tali dengan sangat kejam dan tidak hanya itu ia membantingku kedalam wadah besar. Dasar monster sipit!!! Tidak kah cukup kau panggang aku di bawah terik matahari yang menggila itu? Tidak kah kau berubah sikap kepadaku? Hey monster sipit!!!

Dibawanya aku kedalam ruangan yang agak luas. Cat dindingnya berwarna biru. Aku harap siksaan itu segera berakhir. Ya, aku harap tempat ini tidak lagi membuatku seperti di neraka! Ruangan biru ini tercium harum natural. Dilantai ada karpet mirip papan catur yang menggelar. Pandanganku menyapu setiap sudut ruangan berbentuk kubus ini, aku merasa nyaman disini! #hening

Edisi Nyetrika

"Bangun!"
"Bersiaplah meregang nyawa!!"
O, tidaaaaaaaaaaaak!!! Ada benda panas yang menempel keseluruh bagian seratku! Si Botak sinis itu menghardikku dengan benda yang sangat panas tanpa segan. Kontan aku menjerit sejadi-jadinya, teriak sekeras-kerasnya! benar-benar gila, panasnya memekak! Seakan melumpuhkan serat-seratku! Simata sipit itu sangat keji, benda panas itu menempel begitu lamanya. Sampai akhirnya aku hanya bisa meringkih, sakit! Pita suaraku terasa robek, terkoyak!

Disaat seperti ini aku hanya bisa pasrah, aku tidak bisa lagi berkelip, penglihatanku kabur dan akhirnya gelap.....

Jiyaaaaah, pagi-pagi berkicau!! #edisinyuci

#nulisyukk!
#pondokpena

Pagi buta di sebuat tempat yang sempit. Ada seorang pembantai sadis, botak bermata sipit, sinis dan bermuka bengis! Setiap kali membayangkannya, hidupku seolah diambang penderitaan. Dan kini, aku berada di genangan air yang keruh!!!

Disinilah aku, diangkat dari genangan air dan dilempar keatas papan bergigi untuk menunggu nasib. "Siram dia!" teriak si pembantai sadis. "Banting, dia! Seret dengan kuat! Remas-remas sampai dia menjerit tanpa ampun! Sikaaaaaaaaaaaaaat!!!". Teriakan itu membuat hidupku berada di derik penderitaan. Simata sinis itu meremasku dengan sangat ketat. Tubuhku remuk, tersayat dan tersikat dengan perihnya!
Bedebah!!!
Sikapmu begitu kasar, tatapanmu memuakkan! Aku sudah tidak kuat lagi, kau tenggelamkan aku, kau angkat aku, membantingku lalu menegnggelamkanku kembali. Itu membuatku ngilu! Kau kira aku bandit-bandit perampas kangkung? Kau kira aku yang melumatkan kentang di mejamu?? Hey, ini aku. Kenapa kau begitu kasar pagi ini??? #memelas
Setelah mengoyakku, dia mengangkatku bak sampah yang menjijikan dan melemparku ke dalam keranjang biru! Seperti belum berakhir penderitaanku, dia mengangkatku kembali dan memerasku dengan kencang! Aku dililitnya hingga air yang melekat di tubuhku menghilang. Simata sinis itu menggantungku di deretan tali yang membentang, lalu menekakku dengan jepitan dibawah langit biru!

Simata sinis itu meninggalkanku!....

Bilas Perdana di Pondok Pena

#edisinyuci
#edisiberkicau
 
Qefy © 2010 | Designed by Chica Blogger | Back to top