Explorasi Kawah Putih

Kebun Teh Ciwidey
Agrowisata Kebun Teh Ciwidey
Sungguh! Langit Ciwidey sangat bersahabat. Lihatlah landscape diatas. Subur, hijau, biru, cerah, harmoni. Pemandangan seperti ini sangat jarang saya temui. Biasanya setiap kali ke Ciwidey selalu mendung dan berembun. Tapi explorasi kemarin, sangat berbeda. Membuat saya semakin betah berlama-lama memandang alam raya yang terhampar begitu indahnya. Sepertinya yang baca bakal tersihir! 

Pada explorasi kali ini saya tidak sendiri, saya bersama sahabat (kembar) saya, Aulia Rahman. Kebetulan dia sedang ada waktu luang untuk sekedar silaturahim ke Bandung. Tentunya kesempatan ini tidak akan kami sia-siakan. Makanya sepanjang perjalanan menuju Kawah Putih, kami rekam baik-baik. Karena kami tahu kondisi seperti ini sangatlah langka.

Sebelum ke Kawah Putih, kami sempatkan ke perkebunan Teh Ciwidey. Mumpung masih pagi. Lokasinya tidak terlalu jauh dari gerbang pintu Kawah Putih. Hanya butuh 5 menit saja. Biasanya yang berkunjung ke Kawah Putih suka menyempatkan ke tempat ini untuk foto-foto diatas bebatuan. Kondisi awan saat itu memang bergerak agak cepat dan berubah-ubah sehingga sinar yang menyorot juga berubah-ubah.

Harmoni Kebebasan
Aulia di tengah Hamparan Kebun Teh Ciwidey
Next! Untuk menuju Kawah Putih kita harus menggunakan Ontang-anting yang disediakan pengelola wisata. Kapasitas Ontang-anting sendiri harus ada 12 penumpang, kalau belum 12 penumpang terpaksa harus menunggu sampai full. Lumayan agak lama kami menunggu, kalau tidak salah waktu itu kurang 4 penumpang lagi. Sampai akhirnya penumpang full dan mau berangkat. Eh, si Ontang-anting ngadat, gak mau jalan! "Ampun dah. Haha..!"

Ya, Ontang-anting akhirnya melaju dengan lumayan gesit tapi bisingnyaa bukan main. Setiap ada tanjakan yang kemudian disusul turunan agak landai, sang supir seolah menabraknya sampai menimbulkan hentakan pada si penumpang. Sesekali para penumpang berteriakkkkK! Wooow, mungkin inilah rasanya menggunakan si Ontang-anting. Ada sensasi tersendiri. Kalau tidak percaya, rekan-rekan bisa mencobanya sendiri! :D

Diluar dugaan, sesampainya di Kawah Putih cuaca saat itu masih anteng dengan cerahnya. Saya sampai terkagum-kagum melihat cerahnya cuaca saat itu. Turun dari Ontang-anting, saya langsung jongkok diatas rumput yang hijau dan mengeluarkan kamera jagoan. "Day, coba foto saya. Saya ingin berbicara pada Tuhan!" | "Oke. Memang mau bicara apa?" | "Langitnya terbuka, sepertinya para Malaikat menyambut saya, Day" | "Hahaha. Bisa jadi, bisa jadi!"
Berbicara Pada Tuhan
Berbicara Pada Tuhan
Wajah Kawah Putih! Asli, saya memujinya tak henti-henti. Panorama ini sangat langka. Sekitar tiga atau empat kali saya ke sini, baru kali ini langit terbuka. Birunya benar-benar jadi pengabur lelahnya 2 jam perjalanan. Alam di sekitar Kawah Putih sangat indah, dengan air danau berwarna putih kehijauan, sangat kontras dengan batu kapur putih yang mengitari danau tersebut. Di sebelah utara danau berdiri tegak tebing batu kapur berwarna kelabu yang ditumbuhi lumut dan berbagai tumbuhan lainnya.
Sejarahnya berawal dari tahun 1837, seorang Belanda peranakan Jerman bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) mengadakan perjalanan ke daerah Bandung Selatan. Ketika sampai di kawasan tersebut, Junghuhn merasakan suasana yang sangat sunyi dan sepi, tak ada binatang yang melintas. Ia kemudian menanyakan hal ini kepada masyarakat setempat, dan menurut masyarakat; kawasan Gunung Patuha sangat angker dan tempat bersemayamnya arwah para leluhur. Karenanya bila ada burung yang berani melintas di atas kawasan tersebut, akan jatuh dan mati.
Meskipun demikian, melanjutkan perjalanannya menembus hutan belantara untuk membuktikan kejadian apa yang sebenarnya terjadi. Namun sebelum sampai di puncak gunung, Junghuhn tertegun menyaksikan pesona alam yang begitu indah di hadapannya, dimana terhampar sebuah danau yang cukup luas dengan air berwarna putih kehijauan. Dari dalam danau itu keluar semburan lava serta bau belerang yang menusuk hidung. 
Wajah Kawah Putih | Bandung
Wajah Kawah Putih, Ciwidey, Bandung
Awalnya saya tidak memakai masker seperti Aulia, tapi lama-lama hidung rembes. Padahal kawahnya tidak menguap seperti biasa saya temui, tapi sesuai sejarahnya, bau belerang sangat menusuk hidung. Pengelola wisata Kawah Putih sendiri menghimbau agar tidak lebih dari 15 menit berada disini, mengenakan masker, dan tidak mandi di kawah. "Siapa pula yang mau mandi. Hehehe!"

Lanjut. Semakin siang semakin membludak saja para wisatawan dari berbagai rombongan. Selain wisatawan lokal, wisatawan mancanegara juga ada disini. Mungkin karena lokasi dan pemandangannya yang sangat indah. Ada lagi yang bilang kalau Kawah Putih itu seperti "Syurga Yang Tercecer". Percaya gak? Ayo, buktikan sendiri!!!

Welcome to Kawah Putih
Welcome to Kawah Putih, Friend!


Kembalinya Sebuah Persahabatan

Bunung Gebeg
Pesawahan di Desa
Sob, menurut saya dunia ini tidak lengkap tanpa adanya sahabat. Bener gak? Bersama sahabat kita bisa percaya diri untuk melangkah kemana pun dan melakukan apa pun. Kita bisa mengexplorasi sesuatu yang tidak bisa dilakukan saat kita bersama keluarga. Saking bernilainya sebuah persahabatan, sampai-sampai kita rela berkorban demi sahabat kita. Ya, begitulah dunia persahabatan. Beruntung sekali bagi yang memiliki sahabat, terlebih sahabat sejati. Hei, apakah sahabat sejati itu? Ah, terlalu panjang prolognya! Haha...

Ngomong-ngomong soal sahabat, saya jadi ingat sahabat kecil saya namanya Diana Tatang Lugina. Panggilannya Ugi, sebuah panggilan unik yang sangat akrab waktu duduk di bangku SD Sukasari III. Ke sekolah kami gunakan sepeda, kadang bergantian. Ugi kecil sangat cerdas, bahkan dia paling pintar di kelas. Ugi pernah bilang, "Kalau mau pintar, duduknya di depan!". Kelas satu saya sebangku dengan Ugi dan paling depan. Saya merasa percaya diri selama sebangku sama Ugi, Matematikanya jago banget!

Sepulang sekolah, saya lanjut main bersama teman-teman yang lain, termasuk Ugi. Kadang main ke sawah, ke kebun, manjat pohon sampai ke tepian tebing, saya masih ingat ada satu tebing dekat pesawahan yang kerapkali dijadikan tempat favorite kami bermain. Berlagak seperti power ranger sambil bawa pedang-pedangan, perang-perangan diatas rumput, bersembunyi dibalik semak-semak hingga mengulur tali ke dasar tebing lalu kami turun dan naik menggunakan tali itu. Ah, pokoknya seruuu. Hahahaha....!

Kebersamaan sama Ugi tidak begitu lama seperti teman-teman yang lainnya. Menginjak kelas tiga Ugi pindah ke SD Tanjungkerta yang lumayan agak jauh. Pagi itu Ugi, Teteh, dan Bapaknya pamitan. Sedih, tapi saya tidak menangis. Hehehe. Cuma suka keingetan saja pas main di tepian tebing sama teman-teman yang lain tapi tidak ada Ugi. Mungkin Ugi sudah punya sahabat baru dan semakin pintar. Ternyata benar, Ugi kecil dimana pun tetap jadi nomor satu. 

Hanya saja selain itu Ugi punya kisah lain dalam keluarganya. Saat Ugi kelas 5, orang tuanya berpisah. Ugi terpukul, padahal saat itu Ugi sedang haus-hausnya kasih sayang orang tua. Jika kakek dan neneknya tidak mengajari untuk tegar, entah bagaimana keadaan Ugi kecil saat itu. Ugi terus bertahan dan lebih dekat dengan kakek dan neneknya. Sampai akhirnya kelas 6 kami bertemu di ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tahun 1999. Saya perwakilan olahraga Badminton dan Ugi olahraga Voli.

SMP dan SMA kami berbeda, bahkan Ugi masuk SMK jurusan Mesin. Masa-masa itu kami makin tidak ada komunikasi. Saat itu ujian kembali datang menimpa bapaknya yang menjadi korban atas konspirasi politik hingga menggiring bapaknya ke rumah t*h*n*n. Padahal Ugi sedang butuh support dari kedua orang tuanya. Sedih. Ketika saya lanjut kuliah, Ugi lebih memilih wirausaha merintis dunia perbengkelan di desa. Padahal Ugi sangat ingin melanjutkan kuliahnya. Tapi kondisi tidak memungkinkan.

Mentari di kebun
Mentari pagi di Desa
Lama kami tidak ada komunikasi, tiba-tiba saya dapat nomor phonsel Ugi dari adik ketika saya sedang PKL dan Tugas Akhir tahun 2009. Saya coba mengirim SMS iseng dengan nama Qefy. Lengkapnya Muhammad Qefy Alghifari. Awalnya Ugi mengira ada teman dekatnya yang jail, tapi lama-lama nyambung. Saya teruskan keisengan ini, karena sudah terlanjur. Sedikit pun Ugi tidak mengira kalau itu adalah saya, Dia Rediana Putra. Sahabatnya yang sudah lama tidak ada kabar.

Niat awal saya adalah untuk memotivasi Ugi, karena saat itu saya mendengar ada kabar yang tidak mengenakan. Sepertinya Ugi merasa senang ada sahabat baru, meski pun Ugi tidak tahu siapa Qefy? Ya, saya pun bersyukur akhirnya rencana saling memotivasi ini berjalan lancar dan saya tetap merahasiakan nama asli saya. Sedang seru-serunya berlempar motivasi, phonsel saya malah hilang. L.O.S.T - C.O.N.T.A.C.T. Padahal saat itu saya akan memberi tahu siapa Qefy sebenarnya.

Saya terus berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang nyaman dan saya bisa mengajak Ugi untuk kerja bareng. Karena saya tahu Ugi orangnya gigih, pasti semakin terasah. Alhasil sampai sekarang, saya belum juga menemukan pekerjaan yang saya anggap nyaman dan bisa mengajak Ugi. Ternyata memang tak segampang yang saya bayangkan. Mungkin ada rahasia lain dari Tuhan hingga kemarin ada yang add facebook dengan nama Husna Nursyifa Azzahra, rupanya itu Ugi!

Subhanallah. Senangnya bukan kepalang. Seketika kami langsung akrab, bercerita apa yang sudah terlewati tanpa ujung. Ugi sudah menikah dan dikaruniai anak yang cantik, Husna Nursyifa Azzahra. Sekarang Ugi sudah punya bengkel sendiri di desa. Luar biasa senangnya. Sesekali Ugi bercerita tentang Husna yang sekarang menjadi penyemangat utama bagi Ugi, tentang kondisi bengkelnya yang perlu dibenahi juga bercerita tentang nama Qefy yang dianggapnya misterius.

Menurut cerita Ugi, Ugi pernah cerita kepada istrinya tentang sosok Qefy. Bahkan sepakat kalau anaknya laki-laki akan diberi nama Muhammad Qefy Alghifari. Saya hampir tidak percaya dengan cerita Ugi, sampai sedalam itu Ugi mengenang sosok Qefy. Tidak terbayang kalau anak Ugi laki-laki. Setelah Ugi tahu siapa Qefy sebenarnya, tidak menyangka, tak berkurang sedikit pun keceriaan Ugi tentang itu. Bahkan kami semakin akrab. Kami senang bisa bertemu kembali dan sama-sama terharu dengan sekenario Tuhan Yang Maha Ulung.

What next? Ya, apa selanjutnya? Saya ingin terus bersahabat dengan Ugi dan keluarga kecilnya. Setelah saya menikah nanti, saya ingin mengajak mereka keliling kota parahiyangan, Bandung. Main seharian bersama mereka, bercerita tentang masa kecil, tertawa dengan lepas, hingga kami merasakan bahwa hidup ini indah sesuai seharusNya. Tulsian ini saya dedikasikan sebagai perekat kembalinya persahabatan kami. Semoga persahabatan kami selalu Allah berkahi. Ammiin...

Blog | Twitter | Facebook | Tumblr | About Me!

Liburan Keluarga #1

Berlibur Di Kebun Teh!
Berlibur Di Kebun Teh Ciater
Seperti yang ditulis dalam postingan sebelumnya, saya dan keluarga sangat menunggu sebuah moment untuk berlibur bersama. Liburan yang sangat jarang kali ini, sudah kami agendakan secara khusus. Ya, memang liburan kali ini saya agendakan secara istimewa dan waktunyapun cukup lama. Kurang lebih lima hari empat malam kami puaskan untuk berlibur di Bandung. Sebenarnya tujuan intinya adalah menghadiri Wisuda Jude. Hanya saja, kami manfaatkan moment ini untuk sekalian refreshing.

Hari Pertama. Sabtu, 28 September 2013. Hari Check and Richeck. Hari dimana saya memeriksa alias menceklist semua peralatan atau barang-barang yang akan dibawa saat liburan. Maklum saya sedikit pelupa jadi semua harus ditulis dan dicek satu-satu. Untungnya saya dibantu sahabat saya yang baik hati, @gulunganpita. Sahabat saya ini memang sedang punya banyak waktu luang disela jadwal kuliahnya. Kami membentuk EO dadakan, berbagi tugas, survey lokasi dan mengatur acara. Kami juga menyiapkan berbagai peralatan yang kemungkinan akan digunakan selama liburan berlangsung.

Siang itu sekitar pukul 11.00 rombongan dari Bogor datang, Bapak, Mimi, Mas Helmi dan Kak Andy. Senengnya bukan main ketika mereka tiba di Bandung. Bagi Bapak, mungkin ini kali kedua beliau berkunjung bandung setelah dulu tahun 2009 ketika saya Wisuda. Kalau Mimi, bisa jadi ini yang ke tiga. Mas Helmi dan Kak Andy juga ikut serta. Pasangan yang satu ini memang sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Mereka pasangan yang baik sekali.

Kak Andy dan Mas Helmi
Mas Helmi dan Kak Andy
Kami langsung meluncur ke kawasan wisata Ciater, Subang. Saya sudah menyiapkan penginapan untuk keluarga yang cukup nyaman disana. Penginapan kami adalah sebuah villa yang menghadap perkebunan teh yang sangat luas. Udaranya tentu dingin sekali. Sayangnya tidak ada sunset, karena waktu itu sedikit mendung. Malamnya kami berendam di pemandian air panas Sari Ater. Lumayan membuat rileks katanya. Terutama buat Bapak sama Mimi, mereka sangat senang bisa berendam disana. Alhamdulillah...

Hari Kedua. Minggu 29 September 2013. Pagi-pagi sekali saya dan Mas Helmi bakar jagung. Sedangkan Bapak sama Mimi lebih memilih jalan santai menyusuri kebun teh. Saya pun menyusul mereka setelahnya. Udaranya sejuk, mataharinya sedang bersahabat. Tanpa menunggu yang lain, saya langsung mengabadikan moment indah ini. Mimi dan Bapak sangat menikmati suasana selama di kebun teh. "Gimana Mi, seneng gak disini?" | "Seneng bangeet, kebun tehnya luasss, Mimi gak mau pulang..." | "Hehehehe..."

Jude and Pita
@Evita_jude dan @gulunganpita
Kami kembali ke penginapan, sarapan nasi goreng, beres-beres dan bersiap menuju Gunung Tangkuban Parahu. Lalu lintas cukup lancar kala itu, Bapak dan Mimi bersemangat sekali sampai-sampai tak berhenti untuk terus mengomentari setiap hal yang terlihat sepanjang perjalanan.

“Tangkuban parahu itu ceritanya Si Sangkuriang.” Kata Bapak.
“Sama Dayang Sumbi.” Sahut Mimi.

Mereka berdua menceritakan legenda sangkuriang sembari menyusuri kawah Ratu di puncak Tangkuban Parahu. Saya bahagia sekali melihat wajah-wajah merekah mereka. Sesekali saya meminta mereka untuk berhenti dan bergaya. Banyak sekali foto-foto yang saya ambil, juga video-video. Semuanya akan menjadi bukti bahwa kami menghabiskan liburan dengan penuh kebahagiaan.

Wisata Tangkuban Perahu
Wisata Tangkuban Perahu
Sebelum turun gunung, Bapak dan mimi ingin membeli beberapa souvenir, begitu juga kak Andy dan mas Helmi. Di puncak Tangkuban Parahu ini ada banyak penjual souvenir mulai dari pernak-pernik, pakaian, mainan, boneka, hingga peralatan rumah tangga. Setelah membeli souvenir, kami melanjutkan perjalanan menuju kota Bandung. Hari Minggu ditutup dengan rasa lelah namun juga bahagia!

Tak sabar untuk melanjutkan liburan kami hari berikutnya!

Keluarga Tercinta!
Qefy - Mimi - Jude - Bapak

Bersama Malam Minggu

Soft cottage kitchen!
Hallo malam minggu, akhirnya kita bertemu lagi. Hey, terima kasih ya sudah bergegas lebih cepat dariku. Aku sangat suka dengan segala persiapanmu ketika kita punya janji. Belakangan kau bilang bahwa persiapan itu idealnya dua jam sebelum bertemu denganku. Sungguh, kau memang malam yang berbeda dengan malam yang lain. Jujur, aku merasa kagum…

Malam ini kau begitu segar, sesegar cerita-ceritamu barusan. Eh, jadi kau selalu menulis tentang apa pun yang pernah kita lewati bersama, termasuk tingkahku yang membuatmu sebal? Oooo…, jadi pengen segera membaca tulisanmu. Setiap aku menagih, kau selalu bilang, ”Nanti saja Januari, kan janjinya Januari….”. Sebenarya itu terlalu lama, baiklaah. Tapi kalau ada yang harus kau koreksi, segeralah ingatkan aku, ya? 

Apa pun yang tadi aku ceritakan semoga bisa menjadi pelajaran yang berharga kedepannya. Kita contoh yang baik-baik dan kita perbaiki yang buruknya. Sepakat kan? Ngomong-ngomong terima kasih ya sudah membuatkanku bekal beberapa hari lalu. Masakanmu tidak hanya indah dari tampilan tapi juga sangat enak, sampai bikin aku tersenyum-senyum. Kawan-kawanku juga ikut mencicipi dan bilang masakanmu hebat!

Hehehehe, sakit gak tadi pas tanganmu kena rak buku? Padahal tenang saja, aku masih bisa kok nangkap buku yang hampir jatuh tadi. Oya, buku cake tadi bikin mupeng, apa lagi pas cake dengan motif bunga kesukaanmu. Semoga suatu saat nanti aku bisa membeli semua perlatan dan bahan-bahaannya. Kau bisa membuat cake sesuka hatimu di dapurmu yang bernuansa putih, sesuai impianmu. 

Malam minggu, semoga kau tidak bosan dengan tempat dan nuansa café yang aku pilih. Meski begitu, rasanya banyak sekali yang cemburu dengan kita, sampai-sampai pelayan café pun selalu memberi tanda bahwa café akan segera tutup. Mungkin mereka mengusir kita ya? Hmm bisa jadi… bisa jadi. Heuheuheu...

Semoga suatu saat nanti kita punya ruang sendiri, tempat kita nge-teh dan bercerita tentang apapun yang menyenangkan. Eh, next time kita harus tetap perbanyak cerita yang baik-baik dan menyenangkan yah, persempit untuk tidak bercerita yang sedih-sedih. Sepakaaat? :p

Oke. Terima kasih atas semuanya. Senang bisa bertemu denganmu wahai malam minggu...


Blog | Twitter | Facebook | Tumblr | About Me!

Cerita Si Anak Muda!

Selamat Pagi :)
Suasana pagi di desa yang sangat terpencil!
Begini, begini saya mau bercerita pagi ini tentang seorang anak muda yang lumayan sulit ‘melek’ setelah bangun. Bukan soal matanya yang sipit, tapi tidak tahu kenapa hari ini sangat sulit bangun. Biasanya sebelum tidur dia minum yang banyak dan pasang alarm jam 03.00. Strategi ini biasanya ampuh bikin dia bangun tepat jam 03.00 untuk sekedar ke kamar mandi, kalau berhasil berarti dia lanjut shalat malam, kalau tidak (iman ciut) dia lanjutin tidurnya.

Akhir-akhir ini dia punya sahabat yang selalu gemar bangun pagi, lebih pagi dari dia. Kadang dia bangun lebih awal, tapi seringnya dia dibangunin sahabatnya sebelum alarm berdering. Salut banget sama sahabatnya yang selalu istiqomah bangun pagi dan selalu memotivasi si anak muda ini dengan sabar agar si anak muda ini bisa shalat malam. Aduhaai, sungguh berutung sekali mmemiliki sahabat yang selalu memotivasi kita dalam berbuat kebaikan.

Seperti biasa pagi ini dia dibangunkan sama sahabatnya sekitar jam 02.25. Entah kenapa pas phonselnya diangkat tiba-tiba lowbate. Dasar emang masih ngantuk jadi dia lanjutin lagi tidurnya. Sepertinya dia terbuai dengan kenikmatan beristirahat, sampai-sampai dia melewatkan kesempatan emas untuk shalat malam. Tepat jam 04.25, phonselnya yang ke dua memekik, dia terbangun, duduk diatas kasur sambil mengumpulkan nyawa. Tak lama, suara adzan subuh berkumandang.

Setelah subuh berjemaah dia bikin secangkir kopi, awalnya dia mau melanjutkan baca buku yang belum rampung dia baca. Agar nyaman, dia baca diatas tempat tidur, dia tarik selimut dan bersandar ke tembok. Baru beberapa baris dia baca matanya langsung ngantuk, tanpa dikompromi lagi dia langsung tertidur dengan pulass. Sekitar jam 06.09 dia terbangun, minum kopi dan lanjutin baca buku sambil tiduran memeluk bantal. Ooow, tidak sampai satu menit dia tertidur lagi. Hahahaha.

Bangun-bangun sekitar jam 07.00. “Astaghfirullah… astaghfirullah…”, gumamnya sambil nyeruput sisa kopi yang sudah tidak hangat lagi. Langsung dia buka gorden yang tepat didekat tempat tidurnya. Seketika matanya silau, sang mentari pagi seolah memecut matanya dengan sinar yang menyilaukan. Duduk bersila diatas karpet biru, lanjut ngemil kue-kue, periksa bbm yang masuk, membuka notebook dan dia menulis tentangnya….

Blog | Twitter | Facebook | Tumblr | About Me!

Pendakian Gunung Ciremai


Pendakian Gunung Ciremai
Rehat sejenak bersama para pendaki Gunung Ciremai 
Alhamdulillah, pendakian Gunung Ciremai berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Khusus bagi saya, pendakian kali ini banyak meraup hikmah dan ilmu-ilmu baru yang membuat saya semakin betah untuk mengexplorasi keindahan alam. Dengan melakukan pendakian saya bisa merasakan kehidupan yang liar, berbaur dengan alam, menikmati dinginnya hutan rimba, rindangnya pepohonan dan hebatnya, selalu saja ada kejutan yang disajikan oleh semesta.

Beruntung sekali, selama pendakian ini cuacanya begitu ramah dan bersahabat. Kami pun melangkah dengan penuh kepastian, menyisiri jalan setapak yang cukup berkelok-kelok, melewati tanjakan demi tanjakan yang aduhai beratnya, mengabaikan lelah yang melemahkan, mengenyahkan rasa malas dengan lecutan semangat yang berapi-api. Oooh, sungguh saya teramat jatuh cinta dengan pendakian ini. Ya, pendakian menuju puncak Gunung Ciremai.

Adalah sebuah kebanggan tersendiri bagi saya bisa mendaki gunung tertinggi di Jawa Barat bersama 13 pendaki yang antusiasnya selalu terjaga. Mengenali satu persatu karakter terbaik yang saya temui selama pendakian. Pun, pada saat terlibat dalam pengambilan keputusan yang hampir saja membuat dilema. Terlebih pada situasi yang sangat genting. Semuanya menjadi kesan tersendiri.

Semangat Pendakian Ciremai
Suasana di bibir kawah Gunung Ciremai, puncak!
Lihatlah wajah para pendaki diatas. Benar-benar membangkitkan semangat! Saya jadi teringat oleh kata-kata yang menggugah dari guru saya yang nun jauh disana. Hanya yang memiliki tekad yang kuat, perjuangan yang hebat, dan semangat yang selalu terawat yang berhasil mencapai kemenangan. Jadi perenungan tersendiri ketika kita harus saling bahu-membahu dalam memperjuangkan tujuan bersama. Tujuan pendakian memang kadang berbeda-beda, ada yang hanya mendaki tanpa adanya target, ada pula yang bersemangat mencapai puncak pada saat matahari terbit!

Puncak Gunung Ciremai
Suasana puncak Gunung Ciremai yang memikat!
Terlepas dari adanya rintangan yang melilit selama pendakian, pada akhirnya kami merasakan keterpikatan yang tiada terkira ketika satu persatu para pendaki mencapai puncak Gunung Ciremai. Melihat hamparan awan beradu padu dengan langit yang biru membubung. Pantulan sinar mentari pagi yang menawan membuat cakrawala saat itu semakin manakjubkan. Semuanya seolah tersemburat dengan kemegahan alam raya yang Tuhan ciptakan. Sungguh, ini adalah moment yang sangat-sangat mengagumkan!

Asli. Kami benar-benar terihir dengan keelokan wajah puncak Gunung Ciremai. Begitu memukau! Seakan tak habis-habisnya kegembiraan kami saat itu, kami pun mendokumentasikan beberapa moment terbaik selama berada di puncak Gunung Ciremai. Saya sendiri tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini, saya liput dan rekam semua yang terdengar, terlihat dan teraba oleh lensa. Saya berharap, semoga cuplikan-cuplikan berikut bisa memberikan motivasi bagi sahabat-sahabat yang lainnya untuk ikut merasakan sensasi Pendakian Gunung Ciremai!

Pendakian Bersama Sahabat
Kegembiraan para pendaki putri saat mencapai puncak!
Kawah Gunung Ciremai
Suasana kawah Gunung Ciremai yang masih aktif!
Pengembara
Pendaki dan bayangan Gunung Ciremai!
Salam Kemerdekaan
Brigdance diatas puncak tertinggi Jawa Barat. Salam kemerdekaan!
Panen Bunga Edelweiss
Terhampar bunga Edelwies yang sedang bermekaran!
Menikmati Panorama Pegunungan
Menikmati panorama pegunungan!
Explorasi Alam Semesta
Terasa kecil saat berada disini, bumi itu bulat!
Tenda Pendakian Ciremai
Suasana di depan tenda putri sebelum sarapan pagi!
Shalat Di Hutan
Dalam segala kondisi, shalat adalah hal paling utama!
Para Pendaki Tangguh
Foto bersama para pendaki Gunung Ciremai saat detik-detik perpisahan!
Terimakasih banyak kepada sahabat-sahabatku yang ikut serta dalam pendakian Gunung Ciremai. Saya kenalkan dari kiri : A'Mirza, Asep, Ade, Tito, Agus, Pak Asep, Jude, Pita, Azis, Bintang, Ela, Qefy, Mang Jajat dan Pak Gun. Dokumentasi selengkapnya bisa di lihat di Gallery Gunung Ciremai. Mohon maaf apabila selama pendakian ada sikap yang kurang berkenan di hati sahabat-sahabat semua. Semoga ada kesempatan lagi untuk kita muncak ke gunung yang lain. Amin. Sampai jumpa...!

Blog | Twitter | Facebook | Tumblr | About Me!

Semoga Emak Lekas Sembuh

Saya tidak tahu harus berbuat apa. Seolah tidak bisa berkata-kata lagi untuk menggambarkan kondisi Emak yang kini semakin melemah. Kabar terakhir yang saya dapatkan, Emak semakin kurus, semakin sulit bicara, semakin sulit minum dan tak jarang minum yang Emak teguk itu keluar lagi. Emak, tidak bisa tidur lagi karena setiap saat Emak kesakitan, sakit yang tidak kepalang. 

Selama kurang lebih tiga bulan Emak menahan sakit. Selama itu pulalah Emak harus berbaring diatas tempat tidur. Kakinya yang patah persis dibagian atas lutut membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Berbaring bosan, bergerak sakit. Kadang kala Emak meringis kesakitan. Mengaduh. Menitikan air mata kepasrahan, merasakan sakit dan ngilu yang tiada terperi.

Setiap kali menawarkan operasi kaki, Emak selalu menolak, Emak lebih memilih terapi kaki kepada yang berpengalaman menangani patah tulang. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Emak hanya sedikit merasakan pemulihan. Sepanjang pemulihan itu, secara tidak sadar akibat terlalu lama berbaring punggungnya terkena luka dukobitus. Karena lukanya sudah selebar mangkuk, mau tidak mau Emak harus menjalani operasi. Sampai detik ini bekas operasinya masih belum kering.

Kepada teman-temanku yang baik hati, saya mohon doanya untuk kesembuhan Emak. Semoga Emak kembali sembuh dan tersenyum seperti sedia kala. Semoga Allah mencabut rasa sakit yang sedang mendera Emak. Semoga Emak tegar menjalani ketentuan Allah. Semoga Allah yang Maha Pemurah membalas dengan kebahagiaan dari setiap air mata, kelelahan dan kepedihan Emak selama sakit. Semoga Allah ridha...ridha...dan ridha dengan apa yang sedang Emak rasakan saat ini. Amin Ya Allah.ya rabbal 'alamin.... 

Blog | Twitter | Facebook | Tumblr | About Me!

Sahabatku Aisa Si Penjaga Vila


Hujan. Abis makan kebab (pamer). Belum reda juga. Tiba-tiba pengen review blog kawan saya, namanya Aisa. Kawan saya yang satu ini termasuk manusia langka nan jenaka. Sepertinya perlu diabadikan agar seluruh manusia yang ada di penjuru dunia tidak merasa sepi. Kepada yang tahu cara mengabdikannya, ditolong ya. Hahahaha...

Gak tahu, kapan dia masuk ke Bloof. Yang jelas waktu itu dia cuma nongol sebentar lalu pamitan pas ada acara Milad Bloof yang pertama. Waktu itu blm tahu karakter asli Aisa. Hahaha. Awalnya saya kira Aisa itu sosok yang sinis, kejam dan sebagainya temen-temen. Tapi setelah ikutan kopdar di Dago Pakar, baru deh tahu gimana sepak terjang seorang Aisa. Hahahahaaa....

Terlebih ketika di acara KopdarNas Bloof yang pertama di Vila Istana Bunga. Saya bener-bener seneng banget liat Aisa kecapean, bukan soal apa-apa tapi dia handle keuangan acara, ngehubungi konsumsi, sampe-sampe dia hampir pingsan pas tahu kalo panitia kekurangan D**A. Hahahahahhaa...

Serius, Aisa langsung ngambek-ngambek sambil angkat tangan tanda mau nyerah. Ya, maklum detik-detik terselenggara acara kopdarnas cuma kami bertiga yang mikirin umat (bloof). Dan, waktu itu genting banget banyak yang belum dipersiapkan. Meskipun akhirnya diatas sana banyak tangan-tangan Tuhan yang membantu. Hehehey berkat Aisa mau pingsan...

Aisa Ooooo Aisa. Terimakasih atas jasa-jasamu sudah menjadi penjaga Vila, ya. Penjaga vila yang pemberani, penjaga vila yang peduli dengan nasib para peserta Kopdarnas. Tapi jujur aku salut sama kegigihanmu Aisa, mengalahkan berbagai tanjakan waktu hiking ke kebun teh. Setidaknya seluruh peserta Kopdarnas jadi terhibur berkat perjuanganmu. Hahahaha... #kenalagi

Kadang kawanku yang satu ini suka bikin para pembaca blognya jadi gila. Serius, coba baca blognya disini : http://aisa2407.blogspot.com/. Jangan liat apa yg dibahas, tapi menurutku tulisan dia sangat manjur buat ngakak-ngakak sendiri. Tuuh kan ngakak sendiri artinyaaa? Hahahaha. Kalian pasti pengen ketemu si Aisa kaaan? Hahahahaha... 

Satu lagi. Sampe-sampe pernah waktu kopdar Milad Bloof #2 di Deranch. Saya merekam semua percakapan yang bikin renyaaaaaaah selama perjalanan. Parahnya lagi, Opa Adi sampe pengen jadiin Aisa kenang-kenangan biar mudah di bawa kemana-mana. Pas butuh ketawa, tinggal puteeeerrrrr! Hahahhahahahaha.... #mengenang #kopdar #aisa #persahabatan

Blog | Twitter | Facebook | Tumblr | About Me!

Kisah Kaos Kaki

Kaos Kaki!

Pemuda yang satu ini sedikit agak cuek. Gak terlalu ribet soal penampilan. “Yang penting, nyaman!”, katanya. Pernah suatu ketika dia pergi ke sebuah masjid di dekat kontrakannya, meski pun cuek tapi dia (sedikit) rajin mengikuti pengajian hari minggu (pencitraan). Kadang mengajak teman-temannya, kadang sendirian atau kadang juga cuma dengerin di radio. 

Selesai pengajian dia segera bergegas dan mengambil sepatu putihnya di tempat penitipan sepatu. Disaat yang bersamaan ponselnya berdering, klik ‘answer’. Rupanya disebrang sana sahabat lamanya menelpon. Sambil memakai kaos kaki dan sepatu putihnya, pemuda ini masih asik menerima telpon dari sahabatnya.

Singkat cerita, sampailah pemuda ini di kontrakannya. Sebuah kontrakan yang sangat sederhana. Harus masuk gang-gang kecil, saking kecilnya cuma satu motor yang bisa melewati gang tersebut. Dengan tergesa dia luruhkan kaos kaki dan sepatunya itu. Kemudian langsung dia simpan di rak sepatu seperti biasanya. 

Besoknya, Senin pagi, dia merendam beberapa pakaian kotor termasuk kaos kaki yang kemarin dia pakai. Kaget. Aneh. Baru sadar. Kaos kaki siapa ini? Dua-duanya kaos kaki yang tidak dia kenal. Parahnya, kanan-kiri berbeda! Padahal kaos kakinya yang tertukar itu baru dia beli 4 hari yang lalu. “Kenapa bisa tertukar? Kenapa… kenapa…!” .

Happy Milad Jude

Terbit dari sebuah keinginan untuk memberikan (sedikit) yang terbaik buat adik sematawayang-ku. Adik satu-satunya. Adik perempuan yang tak tergantikan oleh apa pun. Memang, aku belum bisa menjadi kakak ideal sesuai harapannya, tapi setidaknya aku harus terus berusaha agar aku bisa menjadi partner keluarga dalam segala kondisi. Kondisi yang membahagiakan atau sebaliknya. Insyaallah.

Entah ide ini datang dari mana, tiba-tiba aku ingin sekali membuatkan kue untuk Milad adik. Awalnya aku minta seorang sahabat untuk membuatkan kue untuk adikku, tapi sahabatku lebih menyarankkan agar aku yang membuat kue tersebut biar nanti sahabatku yang mengarahkan. Debat kecil. Akhirnya aku menyetujui sarannya dengan catatan, semua bahan kami beli bersama dan saat proses sahabatku juga harus mengarahkan secara terperinci. Step by step. 

Pada prakteknya tidak semua aku yang kerjakan karena ada beberapa yang menyulitkan. Waktu terus berjalan. Aku merasakan kikuhnya bergulat dengan tepung, telor dan margarin. Mengocoknya hingga mengembang dan menuangkan kedalam loyang. Lalu memsukannya ke dalam oven dengan suhu dan waktu yang ditentukan. Sambil menunggu matang untuk beberapa menit, aku coba menyiapkan Loyang yang ke dua dan mengolesnya dengan margarine. Juga membungkus kado dengan ukuran kotak yang agak besar.

Kue Untuk Jude

Belum sampai pada waktu yang di tentukan, terlihat adonan didalam oven semakin mengebang dan meleleh, meleber dari Loyang. Panik. Rupanya adonan yang dituangkan ke dalam loyang terlalu penuh. Langsung kami angkat, kami tuangkan kue yang meleleh itu ke nampan. Sisa-sia dari lelehan adonan pun aku bersihkan. Kemudian kami ulangi dengan adonan yang tidak terlalu penuh seperti percobaan pertama. Alhamdulillah, dengan proses yang cukup alot dan kacau akhirnya loyang ke dua berhasil, begitu juga dengan Loyang ke tiga. #horee

Kue-kuenya agak gosong. Hehehe. Jadi, harus disisik terlebih dahulu agar tidak terlihat gosongnya. Kemudian dilapisi cream putih. Selain cream putih, kami juga siapkan cream warna ungu pastel sebagai penghias. Saat itu kami tidak ada ide, alhasil aku cuma menuliskan nama ‘JUDE’ dan menghias sudut-sudut kuenya dengan tumpahan cream ungu ala kadarnya. Selesai itu, ada satu kue lagi dari sisa adonan yang berbentuk lingkaran. Langsung aku lapisi cream putih, memadukannya dengan cream ungu tua dan menghiasnya secara melingkar serta satu buah lilin yang bertengger diatasnya. 

Alhamdulillah, rehat sejenak...
Pembuatan kue-pun telah selesai. Tapi tahap selanjutnya akan lebih MENEGANGKAN! Kami bersiap untuk meluncur menuju kosan Jude. Satu kotak besar berisi hadiah sudah terbungkus, tapi kue masih ada di atas nampan. Beberapa menit kami bingung mau dibawa seperti apa, namun akhirnya kami sepakat untuk menenteng nampan tersebut. Kami harus ekstra hati-hati ketika melewati polisi tidur. Khawatir kuenya meloncat! #haha 
Di depan kosan Jude. Kami menunggu teman-temannya yang juga akan memberikan kejutan. Jam dua belas sudah lewat beberapa menit. Dingin sudah terasa. Tapi kami tetap bersemangat. Dan Tara!! Jude berhasil kami kejutkan. Senyuman yang membuat matanya semakin berbentuk bulan sabit, itulah yang membuat kami tak merasa ngantuk. Permohonan terpanjatkan. Salah satunya semoga Tugas Akhir Jude berjalan baik dan lancar. Amin.

Happy Milad Jude

Sebagai kenang-kenangan kami juga bawakan kado sederhana. Kado yang selama ini dia inginkan. Helm Bogo warna ungu. Semoga saja dia menyukainya dan kami bahagia melihat Jude tersenyum lepas.

Terimakasih banyak kepada pemilik www.gulunganpita.com yang telah turut serta menyukseskan misi pembuatan kue dan kejutan untuk Jude. Semoga Allah selalu membalasnya dengan kebahagiaan yang tiada terkira. Amin. Juga untuk sahabat-sahabat Jude yang ikut memberikan kejutan, Aya, Astrid, Kiki dan Asep. Terima kasih banyak ya. Semoga silaturahim ini tetap terjaga. Amin.

Blog | Twitter | Facebook | Tumblr | About Me!
 
Qefy © 2010 | Designed by Chica Blogger | Back to top